Webinar pada Sabtu, 4 Desember 2021 yang dinarasumberi oleh Jeffry Sandy Purnomo, seorang alumni mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2017 di Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS) yang saat ini tengah menyelesaikan Tugas Akhir yang berhubungan dengan ioT (Internet of Things). Di kesempatan ini, Jeffry bercerita mengenai pengalamannya sebagai peserta angkatan kedua di Apple Academy di UC. Dalam perjalanan perkuliahannya, Jeffry juga mengambil beberapa peluang untuk menambah pengalamannya. Diantaranya menjadi pengajar paruh waktu Robokidz, Asisten Laboratorium Microprocessor, dan mengambil magang di Apple Academy. Melalui pengalaman di Apple Academy, dengan menggabungkan ilmu coding dan elektro ia dapat menghasilkan berbagai aplikasi sebagai iOS Engineer. Aplikasi berbasis ioS yang ia buat pertama kali bernama Lyrica, yaitu aplikasi untuk membantu musisi menulis lirik lagu dengan berbagai rekomendasi kata. Melalui pengalaman ini, Jeffry juga belajar mengenai pentingnya kerjasama antar team developer dan team design dalam pembuatan sebuah aplikasi.
Gambar 1 Apa itu “Apple Academy” ?
Umumnya seorang developer hanya mengerjakan bagian yang telah diberikan, namun disini ia juga terlibat dalam proses design, presentasi, dan business model dari proses development sebuah aplikasi. Ia menyebutkan magang di Apple Academy sangat fleksibel karena ia dapat menentukan jam kerjanya sendiri, namun juga dituntut untuk bertanggung jawab dan memberikan laporan hasil kerja setiap harinya kepada Project Manager. Selulusnya dari Apple Academy, beliau terinspirasi untuk membuat Tugas Akhir yang berhubungan dengan ioS dengan memodifikasi lampu bekas dengan komponen elektro dan aplikasi controller.
Akhirnya sampai kepada inti acara dimana beliau menjelaskan beberapa hal yang perlu diketahui apabila berminat mengikuti program Apple Academy. Program ini fokus pada pengkodingan, desain, profesionalitas. Perjalanan 10 bulan menjadi seorang developer akan menambah kepercayaan diri saat membuat CV serta mengasah leadership dan pola pikir dalam kerjasama project. Program ini berlaku untuk siapa saja dengan usia diatas 18 tahun dengan background yang bermacam-macam. Foundation program merupakan masa uji coba sebelum benar-benar terjun ke dalam Apple Academy. Namun dari 1000 orang yang memperebutkan kursi di academy ini, hanya 10% yang berhasil, sehingga persaingannya terbilang cukup ketat.
Pada gambar di bawah ini dijelaskan langkah-langkah untuk mendaftar Apple Academy.
Gambar 2 Langkah-langkah pendaftaran Apple Academy
Gambar 3 Kegiatan untuk pendatang baru Apple Academy
Apple Academy memiliki berbagai kegiatan untuk para pendatang baru, seperti bonding, dan sharing session. Selain mencicipi dunia developer, Jeffry juga mendapat mentor yang profesional di bidang desain untuk membuat tampilan aplikasi dari awal. Ada berbagai analisa dan pertimbangan yang rupanya perlu dilakukan untuk kenyamanan pengguna. Selain itu dengan adanya Challenge By Learning (CBL) peserta dapat mencari sebuah topik yang diminati, seperti musik kemudian mengeksplorasi topik tersebut dalam sebuah tim. Apa yang setiap anggota dapatkan akan menjadi bekal untuk membuat sebuah aplikasi yang dan memperbaiki sebuah permasalahan.Namun, sejak adanya pandemi Jeffry harus melakukan kolaborasi secara online via Zoom. Melalui pengalaman ini, Jeffry juga belajar bajwa bekerja dalam tim selalu mulus karena perlunya berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda. Selama berada di Apple Academy, beliau juga bertemu teman-teman Apple Academy yang ada di berbagai kampus seperti Binus, bahkan Apple Academy Brazil dan Apple People. Apple People merupakan orang-orang dari berbagai negara yang sudah profesional di bidang Apple dan memberikan pembelajaran kepada para peserta.
Gambar 4 Prosesi kelulusan peserta dengan rektor dan Apple People
Gambar 5 Keuntungan mengikuti Apple Academy
Melalui Academy ini ada banyak keuntungan yang Jeffry dapatkan, baik soft skill maupun hard skill. Ia belajar untuk beradaptasi cara kerja developer ioS dan berkomunikasi dengan semua orang. Ia juga belajar untuk selalu berpikir melakukan problem solving yang bermanfaat dalam berbagai aspek pekerjaannya. Jeffry mengakui bahwa, walaupun kuliah yang ia jalani akhirnya harus bertambah 1 semester karena mengambil magang Apple Academy, Namun keuntungan dan pengalaman yang ia dapatkan sangat berharga dan hanya ia dapatkan melalui pengalaman ini.
Di akhir sharing sesi Jeffry menjawab pertanyaan mahasiswa yang tertarik untuk bergabung dengan Apple Academy. Bahkan setelah menyelesaikan Apple Academy, akan diadakan proses perekrutan dari perusahaan-perusahaan besar di Indonesia dimana perusahaan tersebut dapat melihat CV setiap orang secara langsung. Ini menjadi jembatan yang baik untuk memasuki dunia kerja. Walaupun pada awalnya device yang beliau gunakan bukan merupakan device Apple, namun disana ia dibiasakan untuk bekerja dengan environment Apple. Sharing session ini telah membuka pikiran para mahasiswa mengenai dunia kerja dan magang, serta pengalaman Jeffry di Apple Academy ini telah menjadi bekal untuk masa depan setiap peserta yang hadir.
Gambar 6 Dokumentasi Sharing Session Apple Academy