Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Indonesia hari ini, Jumat (31/7/2020), libur Hari Raya Idul Adha, tetapi seandainya buka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menghijau. Sentimen pelaku pasar mulai membaik pada hari ini, tercermin dari penguatan bursa saham Asia.
Isu resesi kemarin membuat bursa saham Asia, Eropa hingga AS berguguran. Maklum saja, resesi terjadi di tiga benua. Di Asia, Hong Kong melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 yang berkontraksi (tumbuh minus) 9% year-on-year (YoY), sementara di kuartal sebelumnya -9,1% YoY.
Dari Asia beralih ke Eropa, Jerman juga mengalami nasib yang sama. Produk domestic bruto (PDB) di kuartal II-2020 dilaporkan -11,7% YoY, sementara di kuartal sebelumnya -2,3 YoY. Motor penggerak ekonomi Eropa ini pun sah mengalami resesi.
Beralih ke benua Amerika, sang Negeri Adikuasa, Amerika Serikat, akhirnya resmi mengalami resesi. Tidak tanggung-tanggung, di kuartal II-2020 PDB AS berkontraksi 32,9%. Meski lebih baik dari prediksi Wall Street, tetapi kontraksi tersebut menjadi yang terdalam sepanjang sejarah.
Resesi di tiga benua tersebut membuat indeks saham berguguran, tetapi pagi ini mulai bangkit kembali. Indeks berjangka Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq menguat pagi ini, menjadi indikasi bursa saham AS (Wall Street) akan menghijau saat pembukaan perdagangan malam nanti (pagi waktu AS).
Penguatan indeks berjangka tersebut dipicu oleh penguatan saham-saham raksasa teknologi Paman Sam. Facebook, Amazon, Alphabet, dan Apple semuanya membukukan earning yang lebih bagus dari perkiraan pasar di kuartal II-2020. Indeks berjangka Nasdaq pun melesat nyaris 1% pagi ini.
Hawa positif dari AS ditambah kabar bagus dari China. Aktivitas manufaktur China bulan ini dilaporkan kembali berekspansi. Data menunjukkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur China sebesar 51,1, naik dibandingkan bulan Juni sebesar 50,9.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atas 50 berarti ekspansi, sementara di bawahnya berarti kontraksi.
Dengan rilis data hari ini, berarti sektor manufaktur China sudah berekspansi dalam 5 bulan beruntun. Sebuah kebangkitan ekonomi pasca dihantam pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
China merupakan negara asal virus corona, perekonomianya terpukul hebat di kuartal I-2020, tetapi berhasil bangkit di 3 bulan berikutnya.
Produk domestic bruto (PDB) China berkontraksi alias minus 6,8% year-on-year (YoY) di kuartal I-2020, menjadi yang terburuk sepanjang sejarah. Pada kuartal II-2020, PDB negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia ini tumbuh 3,2% YoY.
Sektor manufaktur yang kembali berekspansi menjadi salah satu motor kebangkitan ekonomi China. Ekspansi yang cukup tinggi di awal kuartal III-2020 ini tentunya memberikan harapan PDB China akan lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya.
Berkat data tersebut, indeks saham Asia menghijau, indeks Shanghai Composite melesat 1,07%, Hang Seng Hong Kong +0,19%, Kospi Korea Selatan +0,51%, hanya Nikkei Jepang yang melemah tajam 1,81%.
Melihat pergerakan bursa Asia tersebut, IHSG juga berpeluang menghijau, seandainya tidak libur.