Terbelit Utang dari Tiga Pinjaman Online, Pria Ini Tertolong Aplikasi Sampah dari Hamish Daud
Blog
26 February 2021

Terbelit Utang dari Tiga Pinjaman Online, Pria Ini Tertolong Aplikasi Sampah dari Hamish Daud

Sulaiman terbelit utang dari tiga platform pinjaman online. Tunggakan cicilan harus ia lunasi akhir bulan. Tak punya rumah dan punya tanggungan dua anak, pria 43 tahun ini tak punya banyak pilihan untuk menyelamatkan keluarganya.

Sulaiman mencari jalan keluar dan menemukan sebuah aplikasi yang mencari pengangkut sampah. Ia mengajukan diri jadi pelestari, sebutan pengangkut sampah di aplikasi Octopus, di Makassar pada Februari 2020.

Octopus adalah aplikasi yang memungkinkan penggunanya menyetorkan sampah untuk didaur ulang. Pengguna akan mendapat imbalan seperti voucher potongan harga saat membeli kopi kekinian. 

Sampah daur ulang yang disetor itu akan diangkut oleh pelestari seperti Sulaiman. Pelestari membawanya untuk dijual ke bank sampah. Lalu Bank sampah mitra Octopus akan menjualnya ke industri daur ulang.

Kembali ke Sulaiman, kerja kerasnya mengangkut sampah terbayar karena setelah sebulan di Octopus ia bisa melunasi semua utangnya. Masih ada pula kelebihan pemsukan untuk membayar uang sekolah kedua anaknya. Akhirnya warga Kecamatan Manggala, Kota Makassar, melepas pekerjaan petugas kebersihan dan jadi pelestari penuh waktu di Octopus.

Bahkan Co-founder Octopus Indonesia, Moehammad Ichsan, dibikin kaget saat menerima laporan penghasilan Sulaiman. Dari sekitar Rp1 juta sebulan, pendapatannya naik jadi Rp3 juta, dan pada Oktober 2020 Sulaiman mendapat penghasilan Rp10 juta!

“Itu rekor tertinggi kami. Kami sangat bangga kalau cerita ke orang-orang. Dan itu pemulung ya, bukan mahasiswa. Dia beneran pemulung,” kata Ichsan yang menjabat Chief Executive Officer Octopus Indonesia, Rabu, (17/2).

Ichsan terharu dengan kegigihan Sulaiman yang tak pernah absen mengaktifkan aplikasi Octopus Indonesia untuk menjemput permintaan konsumen. Bahkan dari penghasilannya Sulaiman mengajukan kredit motor roda tiga supaya bisa membawa lebih banyak sampah untuk didaur ulang. 

Sulaiman adalah satu dari sekitar empat ribu orang yang menjadi Pelestari di Octopus yang beroperasi di Makassar dan Bali. Mayoritas pelestari ini dulunya pemulung yang diberi pelatihan cara memakai aplikasi dan mengenali sampah yang bisa diterima industri daur ulang.

Selain pemulung, banyak juga mahasiswa, korban PHK akibat pandemi COVID-19, dan sopir ojek online yang tak sanggup membayar cicilan motor karena lesunya order di tengah wabah virus korona. 

Pelestari bekerja dengan jam kerja yang bebas. Ichsan mengatakan, kapan pun ingin bekerja, mereka tinggal menyalakan aplikasinya lalu merespons permintaan dari pengguna Octopus yang ingin menyetor kemasan daur ulangnya.

Octopus Indonesia saat ini memiliki sebanyak 35 ribu pengguna aplikasi. Serta ada 1.600 mitra pengepul dan bank sampah tempat pelestari menyetorkan barang yang diangkut. 

‘Gurita’ dari Timur, Hamish Daud, dan voucher kopi kekinian

CEO Octopus Indonesia, Moehammad Ichsan (Dok. Octopus Indonesia)
 
CEO Octopus Indonesia, Moehammad Ichsan (Dok. Octopus Indonesia)

Octopus Indonesia berdiri di Makassar pada 2019. “Salah satu alasan kami pilot di kota Makassar adalah kami ingin inovasi ini berawal dari Indonesia bagian timur,” Ichsan yang asli Makassar ini. 

Kini tim Octopus Indonesia terdiri dari tujuh orang dengan beragam latar belakang. Ada yang lulusan kampus Amerika Serikat seperti Universitas Harvard dan Massachusetts Institute of Technology. 

Juga ada Hamish Daud Wyllie yang menjabat Head of Marketing and Sustainability. “Dia jadi salah satu co-founder juga saat Octopus awal berdiri,” kata Ichsan soal suami penyanyi Raisa itu. 

Ichsan bercerita saat Octopus dari mulai berjalan di Makassar, ia bertemu Hamish. Dari percakapan dengan Hamish itu, Ichsan menyadari bagaimana caranya manusia lebih bijak berplastik. “Ternyata hal penting adalah bukan berarti tidak ada kemasan plastik sama sekali,” ujarnya.

Mereka memikirkan bagaimana cara sampah-sampah yang dikonsumsi tidak lari ke tempat sampah ataupun dibuang. Tapi bisa lari ke industri daur ulang dan atau diubah menjadi jenis barang lainnya. “Jadi kami mau meningkatkan sirkular ekonominya, ternyata visi kami sama, dan kemudian Hamish jump in,” tuturnya.

Bagi Ichsan kehadiran Hamish di platformnya membantu menyampaikan informasi mengenai Octopus kepada masyarakat luas. Apalagi, Hamish terlibat langsung di dunia lingkungan lebih dulu dari Octopus. 

Target utama Octopus adalah anak muda yang sebenarnya sudah peduli lingkungan. Agar generasi ini mau lebih aktif, Octopus menawarkan berbagai voucher belanja sebagai ganti sampah yang disetor. 

Misalnya kerja sama dengan Kopi Kenangan membuat pengguna yang mendaur ulang kemasannya akan mendapat potongan harga untuk pembelian kopi. “Itu animonya sangat tinggi sekali di Kota Makassar,” ujarnya. 

Pada 2020, Octopus masuk ke Bali. Agar makin banyak pengguna dan pendapatan pelestari bertambah, Otopus bekerja sama dengan produsen Aqua, Danone Indonesia. Octopus mengumpulkan kemasan air mineral Aqua yang mudah didaur ulang, yakni botol kaca dan botol rPET atau recycled PET yang terbuat dari 100 persen bahan daur dan tanpa label berbahan PVC di luar botol.

Melebarkan sayap ke Bandung dan Jakarta memanggil

Pelestari Octopus Indonesia di Bali (Dok. Octopus Indonesia)
 
Pelestari Octopus Indonesia di Bali (Dok. Octopus Indonesia)

Ichsan juga ingin melebarkan sayap ke Bandung, Jawa Barat, bulan depan. Kenapa tidak langsung ke seluruh Indonesia? Ichsan menjelaskan Octopus adalah sebuah ekosistem. Agar bisa diterapkan di kota tertentu, ekosistemnya harus dibangun secara bertahap agar memiliki nilai ekonomi bagi pengguna, pelestari, dan mitra check point. 

Toh, Ichsan berharap Octopus bisa beroperasi di seluruh kota di Indonesia dan semakin banyak jenis kemasan yang bisa dikumpulkan. Mendatang, Octopus di Makasar berniat membuka peluang pengumpulan sampah elektronik. 

Tahun ini Ichsan menerima banyak permintaan dari anak muda usia kuliah yang ingin jadi Pelestari di Jakarta dan Depok. Menurut Ichsan, ini karena Octopus mengubah citra pemulung dengan rebranding menjadi disebut pelestari. 

Sebuah profesi dengan penghasilan cukup menjanjikan.

  Bahkan kini banyak pengguna aplikasi malah ingin jadi pelestari. Namun Octopus membatasi jumlahnya dalam satu kota agar persaingannya bisa tetap sehat dan nilai jual terjaga.   

Selain pelestari, fokus Octopus juga pada mitra check point yang berperan membeli kemasan daur ulang dari pelestari untuk dijual ke industri. Aplikasi Octopus Indonesia mencatat seluruh riwayat transaksi dan banyak membagikan strategi berbisnis. “Octopus memang ingin mendorong ekonomi sirkular yang efeknya bisa meningkatkan daya beli masyarakat,” kata Ichsan.

Apa itu ekonomi sirkular, mengapa perusahaan asal Eropa tertarik dengan Octopus?

Pelestari Octopus Indonesia di Bali (Dok. Octopus Indonesia)
 
Pelestari Octopus Indonesia di Bali (Dok. Octopus Indonesia)

Ekonomi sirkular adalah sistem ekonomi yang meminimalkan penggunaan sumber daya, limbah, emisi serta berusaha menjaga kelestarian alam dengan mengupayakan penggunaan kembali dan daur ulang.

 Ada tiga pemain kunci dalam ekonomi sirkular ini: pengguna kemasan atau konsumen; Pelestari—petugas yang keliling mencari sampah kemasan, botol, dan kaleng; serta mitra check point—yakni bank sampah, pengepul, pelapak yang menjual kemasan tadi ke industri. 

Octopus tidak ingin mendisrupsi tiga pemain itu dan memilih menjadi penyedia platform agar ketiga pemain itu terhubung. Ada aplikasi terpisah yang dibuat Octopus untuk pengguna, Pelestari, dan mitra check point. 

Salah satu fitur pada Pelestari dan check point berfungsi mengontrol atau meningkatkan kualitas material yang akan tidak didaur ulang. Contohnya, kemasan botol yang terkontaminasi dengan bahan kimia atau kotoran tidak bisa didaur ulang. 

Dulu tingkat penolakan sampah yang disetor mencapai 45 persen, kini dengan kontrol itu telah menurun kurang dari dua persen per bulan. Sehingga harga jual yang diperoleh mitra menjadi lebih tinggi.

Ichsan optimistis dengan peluang Octopus berkembang di Indonesia bahkan di dunia. Saat Octopus sukses menembus Top 25 SlingShot Singapore Start Up Competitio, mereka didekati oleh Grup Alba. 

Grup Alba adalah industri daur ulang yang masuk lima besar asal Eropa. Usai melihat aksi Octopus di Bali, Alba, kata Ichsan, menjajaki kerja sama penerapan Octopus di negara-negara tempat mereka beroperasi seperti Vietnam, Singapura, dan Hong Kong.

Artikel ini ditulis secara eksklusif oleh Nieke Indrietta untuk LINE TODAY. Nieke adalah penulis dan content creator yang sebelumnya menjadi wartawan media nasional yang meliput isu-isu lingkungan, energi, dan ekonomi. Kini aktif menulis di blognya www.katanieke.com.

Bos Facebook Berbagi Cara Menghasilkan Uang di Instagram

Bos Facebook Berbagi Cara Menghasilkan Uang di Instagram

Jakarta, CNN Indonesia -- CEO Facebook Mark Zuckerberg membeberkan fitur baru Instagram untuk membantu kreator atau influencer menghasilkan uang lewat konten yang diunggah. Instagram akan membantu mencocokkan pemilik brand dengan pembuat konten yang sesuai dengan audiens atau pasar yang ingin dijangkau.

Baca Selengkapnya
Mengenal Blockchain, Cikal Bakal Uang Kripto Seperti Bitcoin

Mengenal Blockchain, Cikal Bakal Uang Kripto Seperti Bitcoin

Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian orang pasti pernah mendengar istilah blockchain. Tetapi mungkin ada yang tidak tahu apa itu blockchain dan mengapa sekarang begitu populer dan mendasari bangkitnya bitcoin dan mata uang kripto.

 

Baca Selengkapnya
Mulai 25 April, Pemerintah Tutup Sementara Pintu Masuk Perjalanan Orang dari India

Mulai 25 April, Pemerintah Tutup Sementara Pintu Masuk Perjalanan Orang dari India

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) resmi menutup pintu masuk bagi setiap pelaku perjalanan yang berasal dari India menyusul terjadi lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut.

Baca Selengkapnya
Discord Tolak Tawaran Akuisisi Microsoft

Discord Tolak Tawaran Akuisisi Microsoft

Jakarta, CNN Indonesia -- Startup obrolan audio, Discord Inc, dilaporkan telah menghentikan pembicaraan untuk dibeli oleh sejumlah perusahaan, salah satunya Microsoft Corp. Discord lebih memilih untuk tetap mandiri dan berniat untuk IPO.

Baca Selengkapnya
Gojek-Telkom Kolaborasi Kembangkan Startup di Indonesia Timur

Gojek-Telkom Kolaborasi Kembangkan Startup di Indonesia Timur

Jakarta, CNN Indonesia -- Sukses jadi super-app terdepan di Asia Tenggara, Gojek kembali melakukan inisiatif untuk memberdayakan anak muda, khususnya di kawasan Indonesia timur dengan memanfaatkan teknologi.

Baca Selengkapnya
500 Juta Data LinkedIn Bocor, Dijual Rp29 Ribu Per Data

500 Juta Data LinkedIn Bocor, Dijual Rp29 Ribu Per Data

Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan juta data pengguna LinkedIn dilaporkan bocor di jagat maya. Ada 500 juta data yang dilelang dalam sebuah forum hacker yang isinya informasi yang terbilang detail dari data pengguna.

Baca Selengkapnya
Lihat Semua Blog
Icon