Anti Sexual Abuse
Penulis : Novita Candra
Fotografer : Ryan Amri
ISTTS kembali mengadakan acara seminar pada hari Senin, 3 Oktober 2022 yang bertemakan Anti Sexual Abuse dengan narasumber Devina Widiningsih, M.Th (Dosen PL & Teologi Feminis di Universitas Kristen Duta Wacana, Jogja) di Auditorium ISTTS. Sebelum menyampaikan materi, beliau memberikan ice breaker singkat mengenai pertanyaan seputar mitos pelecehan seksual yang tidak benar dan pemenang ice breaker tersebut diberikan hadiah dari ISTTS.
Kak Devina Widiningsih menyampaikan bahwa, mitos-mitos terjadinya kekerasan seksual paling banyak terjadi malam hari di tempat yang tersembunyi. Ada beberapa jenis-jenis pelecehan seksual terjadi yang terbagi dalam 3 hal; verbal, non verbal, dan fisik. Selain itu, terdapat 9 bentuk kekerasan berbasis gender online seperti: cyber hacking, cyber harassment, impersonation, cyber recruitment, cyber stalking, malicious distribution, revenge porn, sexting, morphing.
Pelaku kekerasan bisa siapa saja dan paling banyak adalah orang terdekat (seperti: kerabat terdekat mulai dari keluarga, sekolah, dan lainnya) karena orang terdekat justru adalah orang yang lebih tahu jadwal kita dan terjadi di ranah keluarga, kampus, serta masyarakat lebih pasif yang tidak mau ikut campur masalah orang lain. Sebelum berhubungan seksual kita perlu tahu apakah pasangan kita benar-benar serius dengan kita. Karena jika tidak mengetahui apakah pasangan benar-benar serius dengan kita, maka kita akan jadi bahan pembicaraan di tempat lingkungan sekitar dan lainnya. Kekerasan seksual di dunia pendidikan ternyata tidak sedikit, dengan urutan pertama universitas, pondok pesantren, SMA/SMK, dan lainnya.
Bagaimana menghadapi pelecehan seksual? Pertama, teriak dan lari. Kedua, ceritakan pada orang terdekat, dan lainnya. Selain itu, ada beberapa tips lainnya yakni lakukan 5 hal ini saat melihat pelecehan; intervensi langsung tindakan, menghentikan pelecehan dengan mengalihkan perhatian pelaku, bantu korban untuk menjauh dari pelaku dan tanyakan keadaan, rekam kejadian dan dapat dijadikan sebagai barang bukti, serta laporkan kepada pihak yang berwajib.
Di akhir penutup, Kak Devina Widiningsih mengajak untuk bersama menciptakan dunia yang aman dari kekerasan seksual dan membangkitkan semangat untuk hal yang lebih positif. Serta sedikit penambahan dari Kemahasiswaan ISTTS, jika ada sesuatu yang merugikan/melecehkan mahasiswa/mahasiswi ISTTS segera menghubungi hotline WA kemahasiswaan: 081333555070.