Ibu Uus Musahadah, editor Surya Online, membagikan sejumlah fakta menarik terkait “rahasia dapur” dunia jurnalistik pada workshop berjudul Basic News Writing yang digelar oleh Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS) pada hari Sabtu, 30 Oktober 2021. Pengalaman beliau dalam menggeluti dunia jurnalistik selama 18 tahun membuahkan ilmu yang memperluas pandangan mahasiswa ISTTS mengenai jurnalistik.
Sesi workshop dibuka dengan penjelasan narasumber mengenai penulisan berita jurnalistik yang baik. Beliau memaparkan bahwa berita harus memiliki nilai yang berbobot di samping menarik secara gaya penulisan dan apakah berita enak dibaca atau tidak. Sudut pandang dalam suatu berita ternyata memegang kendali yang besar dalam persaingan media. Untuk menarik perhatian para pembaca, Ibu Uus mengatakan bahwa pemilihan sudut pandang yang sempit atau hanya berfokus pada satu orang saja adalah pilihan yang tepat. Namun, sudut pandang yang sempit tidak selalu harus digunakan setiap saat. Penentuan sudut pandang dalam berita, yakni sudut pandang yang sempit dan lebar (umum), dipengaruhi oleh nilai-nilai dalam berita tersebut, yaitu menarik, aktual, penting, proximity (nilai kedekatan), mendidik, menghibur, kontrol sosial, dan human interest. Menurut narasumber, berita yang diharapkan dapat menarik simpati atau perhatian masyarakat disarankan untuk menggunakan sudut pandang yang sempit. Sebaliknya, untuk berita yang disertai ulasan pakar atau ahli dapat ditulis dengan menggunakan sudut pandang lebar dan menyertakan unsur 5W+1H (What, Who, When, Where, Why, dan How).
Membahas seputar penulisan berita yang baik, perlu diketahui bahwa narasumber yang terlibat dalam penulisan berita jurnalistik perlu diketahui dengan jelas identitasnya agar berita dapat dipertanggung jawabkan. Penulisan judul turut andil dalam bagian yang krusial dalam suatu berita sehingga judul pada berita harus dibuat menarik, sederhana, jelas dan diusahakan netral.
Menariknya lagi, Ibu Uus membeberkan kunci utama dalam dunia jurnalistik agar berita dapat tergolong pada pencarian teratas pada Google sehingga berita yang kita unggah bisa memiliki jumlah viewer yang cenderung lebih banyak. Selain membagikan tips mengenai Search Engine Optimization (SEO), narasumber juga memberikan tips mengenai penulisan berita yang ramah di media sosial, yaitu dengan menimbulkan rasa penasaran melalui judul dan teras berita yang ditulis. Beliau menambahkan bahwa teras berita, sebutan untuk paragraph pertama pada berita, tidak perlu bertele-tele agar pembaca tertarik untuk membaca berita hingga akhir. Ibu Dwi Yanti Handayani, selaku dosen ISTTS yang turut serta dalam kegiatan itu menimpali bahwa untuk saat ini diperlukan inovasi baru dalam penyajian berita yang akan menarik perhatian masyarakat. Beliau menjabarkan bahwa penyajian berita secara kreatif perlu ditingkatkan untuk mengembangkan dunia jurnalistik.
Workshop kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan narasumber yang diiringi antusiasme peserta dalam memperdalam pengetahuan mengenai jurnalistik. Narasumber sempat menjelaskan mengenai pengalaman pribadinya dalam dunia jurnalistik, permasalahan pada berita terkait hoaks yang marak hingga saat ini, dan sejumlah tips lainnya dalam menulis berita yang baik. Sesi workshop kemudian diakhiri dengan foto bersama narasumber.